Cara Sukses Mengelola Uang dengan Menjadi Investor dan Bedanya dengan Trader

Investasi adalah salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan dan mencapai tujuan finansial. Namun, tidak semua orang paham dan tertarik untuk berinvestasi. Menurut survei yang dilakukan oleh Kompas.com, mayoritas generasi muda Indonesia belum paham investasi. Padahal, investasi memiliki banyak keuntungan, seperti menghasilkan pendapatan pasif, melindungi nilai uang dari inflasi, dan membantu membiayai kebutuhan masa depan.

Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pasar investasi yang berkembang. Data dari Kementerian Investasi/BKPM menunjukkan bahwa realisasi investasi di Indonesia pada tahun 2022 mencapai Rp 826,3 triliun, naik 2 persen dari tahun sebelumnya. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menunjukkan bahwa jumlah investor pasar modal Indonesia per Agustus 2023 mencapai 11,5 juta orang, didominasi oleh kelompok generasi Z dan milenial.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang pengertian investor, tujuan investor, contoh investor, keuntungan menjadi investor, dan jenis-jenis investor. Mari kita mulai!

Apa itu Investor?

Investor adalah individu atau organisasi yang menanamkan uang atau modalnya dalam berbagai instrumen investasi dengan harapan memperoleh keuntungan di masa mendatang. Investor bisa berupa perorangan biasa, perusahaan, badan usaha, maupun institusi. Contoh investor perorangan misalnya karyawan yang rutin menabung dan berinvestasi di reksa dana atau saham untuk persiapan pensiun.

Selain individu, badan usaha seperti perusahaan asuransi atau dana pensiun juga kerap berperan sebagai investor institusi. Mereka menginvestasikan dana nasabahnya dalam beragam portofolio investasi agar mendapatkan imbal hasil yang optimal.

Contoh investor dalam kehidupan nyata adalah Warren Buffet, CEO Berkshire Hathaway yang terkenal sebagai investor jenius di pasar modal. Ia dikenal sangat lihai dalam memilih saham-saham berprospek bagus untuk ditambahkan ke dalam portofolio investasinya.

Contoh investor yang lain adalah Raden Purnama, yang merupakan investor muda asal Indonesia yang sukses berinvestasi di pasar modal. Investor memiliki peran penting dalam perekonomian, karena mereka membantu mengalokasikan dana secara efisien dan mendukung pertumbuhan usaha-usaha produktif.

Tujuan Investor

Tujuan investor adalah alasan atau motivasi yang mendorong seseorang atau lembaga untuk berinvestasi. Tujuan investor dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan, preferensi, dan kondisi finansial masing-masing investor. Namun, secara umum, ada beberapa tujuan investor yang umum, yaitu:

  • Menghindari inflasi: Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang menyebabkan daya beli uang menurun. Dengan berinvestasi, investor dapat melindungi nilai uang mereka dari pengaruh inflasi. Investasi dapat memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi daripada tingkat inflasi, sehingga uang investor tidak akan tergerus oleh kenaikan harga.
  • Menabung untuk masa pensiun: Masa pensiun adalah masa di mana investor tidak lagi bekerja dan membutuhkan sumber pendapatan yang tetap. Dengan berinvestasi, investor dapat menyiapkan dana pensiun yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka di masa tua. Investasi jangka panjang seperti dana pensiun dapat memberikan investor keamanan finansial dan kenyamanan saat mereka berhenti bekerja.
  • Mempersiapkan diri untuk keadaan darurat: Keadaan darurat adalah situasi yang tidak terduga dan membutuhkan biaya yang besar, seperti kecelakaan, sakit, atau bencana. Dengan berinvestasi, investor dapat membangun dana darurat yang dapat digunakan untuk mengatasi keadaan darurat tersebut. Dana darurat adalah simpanan yang setara dengan 3-6 bulan pengeluaran rutin investor yang disimpan di instrumen investasi yang likuid dan aman, seperti deposito atau reksadana pasar uang.
  • Mencapai gol jangka pendek dan panjang: Gol jangka pendek dan panjang adalah tujuan keuangan yang ingin investor capai dalam kurun waktu tertentu, seperti membeli rumah, mobil, atau untuk pendidikan anak. Dengan berinvestasi, investor dapat mengumpulkan dana yang dibutuhkan untuk mencapai gol tersebut. Investasi dapat membantu investor membuat progres yang signifikan menuju tujuan keuangan mereka dengan memberikan tingkat pengembalian yang sesuai dengan profil risiko dan jangka waktu mereka.

Dengan mengetahui tujuan investor, investor dapat menentukan strategi investasi yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Investor juga dapat mengukur kinerja investasi mereka dengan membandingkan hasil yang didapat dengan tujuan yang ditetapkan. Dengan demikian, investor dapat mengoptimalkan manfaat investasi bagi kesejahteraan mereka.

Keuntungan Menjadi Investor

Menjadi investor adalah salah satu cara untuk mengelola uang kamu secara cerdas dan mengamankan masa depan finansial kamu. Dengan berinvestasi, kamu tidak hanya dapat mempertahankan nilai uang kamu dari inflasi, tetapi juga dapat menghasilkan pendapatan tambahan dan mencapai tujuan keuangan kamu. Berikut adalah beberapa keuntungan menjadi investor yang perlu kamu ketahui:

  • Keuntungan investor yang pertama adalah diversifikasi sumber pendapatan di luar gaji atau penghasilan rutin. Investasi dapat memberikan penghasilan tambahan berupa dividen, bunga, sewa properti, atau capital gain.
  • Keuntungan investor yang kedua adalah perlindungan nilai tabungan dan aset dari risiko inflasi. Imbal hasil investasi membuat nilai investasi terjaga atau bahkan bertumbuh mengungguli inflasi.
  • Keuntungan investor yang ketiga adalah akumulasi kekayaan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan jangka panjang, seperti membeli rumah, mendanai pendidikan anak, atau pensiun dini.
  • Keuntungan investor yang keempat adalah kesempatan untuk berpartisipasi dalam inovasi dan perkembangan ekonomi. Investor dapat mendukung usaha-usaha produktif yang memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.

Perbedaan Trader dan Investor

Trader dan investor adalah dua jenis pelaku pasar keuangan yang memiliki tujuan, strategi, dan risiko yang berbeda. Secara umum, perbedaan trader dan investor dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:

1. Waktu 

Trader cenderung melakukan transaksi jual beli dalam waktu singkat, mulai dari beberapa menit hingga beberapa hari. Mereka memanfaatkan fluktuasi harga jangka pendek untuk mendapatkan keuntungan cepat. 

Investor, sebaliknya, berinvestasi dalam jangka waktu yang lebih panjang, terkadang bertahun-tahun. Mereka memilih aset yang memiliki prospek baik dalam jangka panjang dan tidak terlalu peduli dengan pergerakan harga harian.

2. Analisis

Trader lebih banyak menggunakan analisis teknikal, yaitu metode yang mempelajari pola grafik dan indikator statistik untuk mengidentifikasi tren dan momentum pasar. Mereka juga memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi sentimen pasar, seperti berita, rumor, atau isu-isu politik. 

Investor lebih mengandalkan analisis fundamental, yaitu metode yang mempelajari kondisi ekonomi, kinerja keuangan, dan prospek bisnis suatu perusahaan atau aset. Mereka mencari nilai intrinsik atau harga wajar dari aset yang mereka investasikan.

3. Risiko

Trader mengambil risiko yang lebih tinggi karena mereka terlibat dalam transaksi jual beli yang lebih sering dan lebih spekulatif. Mereka harus siap menghadapi volatilitas pasar yang tinggi dan biaya transaksi yang besar. Mereka juga harus memiliki strategi manajemen risiko yang jelas, seperti menentukan stop loss, target profit, dan reward ratio

Investor memiliki risiko yang lebih rendah karena mereka berinvestasi dalam jangka waktu yang lebih lama dan lebih konservatif. Mereka dapat mengurangi risiko dengan melakukan diversifikasi, yaitu menyebarkan investasi ke berbagai aset yang tidak berkorelasi.

4. Tujuan

Trader bertujuan untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek dari perbedaan harga jual dan beli. Mereka tidak terlalu tertarik dengan aset yang mereka transaksikan, melainkan dengan peluang yang ditawarkan oleh pasar. 

Investor bertujuan untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang dari pertumbuhan nilai dan pendapatan pasif. Mereka tertarik dengan aset yang mereka investasikan, karena mereka percaya bahwa aset tersebut memiliki potensi untuk berkembang di masa depan.

Dengan mengetahui perbedaan trader dan investor, kamu dapat menentukan gaya investasi yang sesuai dengan preferensi, kemampuan, dan tujuan kamu. Kamu juga dapat mengkombinasikan kedua gaya tersebut, misalnya dengan menjadi trader untuk aset jangka pendek dan investor untuk aset jangka panjang.

investor-adalah

Jenis-Jenis Profil Risiko Investasi

Tidak semua investor memiliki profil risiko yang sama. Profil risiko investasi mengacu pada seberapa besar risiko yang bersedia diambil oleh seorang investor dalam berinvestasi. Ada beberapa jenis investor berdasarkan sikap mereka terhadap risiko, yaitu risk averse, risk neutral, risk seeker, dan risk taker.

Investor risk averse adalah investor yang menghindari risiko dan memilih investasi yang aman, seperti deposito atau obligasi. Investor risk neutral adalah investor yang tidak peduli dengan risiko dan hanya melihat tingkat pengembalian investasi. Investor risk seeker adalah investor yang menyukai risiko dan berani mengambil investasi yang spekulatif, seperti saham atau derivatif. Investor risk taker adalah investor yang berani mengambil risiko tinggi untuk mendapatkan keuntungan besar, seperti bisnis atau startup.

Setiap investor memiliki toleransi risiko yang berbeda-beda, oleh karena itu profil risiko investasi secara umum dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Konservatif (risk averse)

Jenis investor ini hanya bersedia mengambil risiko yang rendah demi menjaga modalnya. Investor konservatif adalah investor yang menghindari risiko dan memilih investasi yang aman meskipun potensi keuntungannya kecil, seperti deposito atau obligasi. Mereka menghindari fluktuasi harga atau potensi kerugian modal.

2. Moderat 

Investor moderat adalah investor yang bersedia mengambil risiko sedang dan mencari keseimbangan antara keamanan dan keuntungan. Jenis investor moderat ini bersedia menanggung sedikit risiko demi meraih potensi hasil investasi yang lebih tinggi dibanding investor konservatif. Investor moderat memiliki toleransi risiko moderat, sehingga biasanya berinvestasi di produk reksadana campuran atau saham blue chip.

3. Agresif (risk taker)

Investor dengan profil risiko tinggi ini mau dan mampu mengambil risiko besar dengan harapan keuntungan besar pula, kendati berisiko mengalami kerugian dana besar. Investor agresif umumnya berinvestasi pada saham-saham dari perusahaan kecil yang fluktuatif tapi berpotensi tinggi, atau saham spekulatif serta aset kripto.

Dengan mengetahui batasan toleransi risiko masing-masing, investor dapat memilih instrumen investasi yang paling cocok agar investasi dapat berjalan lancar dan menguntungkan.

Tipe Investor

Tipe investor adalah klasifikasi investor berdasarkan sumber dan jumlah modal, jenis dan tujuan investasi, serta tingkat keterlibatan dalam manajemen investasi. Ada beberapa tipe investor yang umum dikenal, yaitu:

1. Investor institusi

Investor institusi adalah tipe investor yang berasal dari lembaga keuangan, seperti bank, asuransi, dana pensiun, atau perusahaan investasi. Investor institusi memiliki modal yang besar dan berpengaruh dalam pasar keuangan. Investor institusi biasanya berinvestasi dalam berbagai aset, seperti saham, obligasi, properti, atau mata uang asing. Investor institusi juga dapat memberikan pinjaman atau modal ventura kepada usaha-usaha kecil dan menengah.

2. Investor personal

Investor personal adalah tipe investor yang berasal dari individu atau keluarga yang menggunakan dana pribadi mereka untuk berinvestasi. Investor personal memiliki modal yang relatif kecil dan terbatas. Investor personal biasanya berinvestasi dalam aset yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan mereka, seperti deposito, reksadana, saham, atau emas. Investor personal juga dapat berpartisipasi dalam skema investasi kolektif, seperti P2P lending atau crowdfunding.

3. P2P lending

P2P lending adalah skema investasi yang mempertemukan pemberi pinjaman (lender) dan penerima pinjaman (borrower) secara online tanpa perantara lembaga keuangan. P2P lending memberikan kesempatan bagi investor personal untuk memberikan pinjaman kepada usaha-usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang membutuhkan modal kerja. P2P lending menawarkan imbal hasil yang tinggi bagi investor, tetapi juga memiliki risiko gagal bayar yang tinggi.

4. Angel investor

Angel investor adalah tipe investor yang memberikan modal awal (seed funding) kepada usaha-usaha baru (startup) yang memiliki potensi besar. Angel investor biasanya berasal dari individu atau kelompok yang memiliki latar belakang bisnis atau teknologi. Angel investor tidak hanya memberikan dana, tetapi juga memberikan bimbingan, jaringan, dan akses pasar kepada startup yang mereka dukung. Angel investor mengharapkan keuntungan dari kenaikan nilai atau penjualan saham startup di masa depan.

📚 Baca juga:  Apa itu Angel Investor? Cara Kerja dan Cara Ampuh Mendapatkannya

5. Venture capitalist

Venture capitalist adalah tipe investor yang memberikan modal tahap lanjut (growth funding) kepada usaha-usaha yang sudah berkembang dan memiliki track record yang baik. Venture capitalist biasanya berasal dari perusahaan investasi khusus yang mengelola dana dari investor institusi atau individu kaya. 

Venture capitalist tidak hanya memberikan dana, tetapi juga memberikan saran, pengawasan, dan koneksi strategis kepada usaha-usaha yang mereka biayai. Venture capitalist mengharapkan keuntungan dari penawaran umum perdana (IPO) atau akuisisi usaha-usaha tersebut oleh perusahaan besar.

📚 Baca juga:  Venture Capital: Cara Kerja dan Perannya untuk Bisnis Startup

Ingin bekerja di bidang finance? Yuk, lamar kerja di perusahaan impian kamu melalui CakeResume! 🎉

Kesimpulan

  • Investor adalah pihak yang menanamkan modal dengan tujuan mendapatkan keuntungan di masa depan. Investor bisa perorangan maupun institusi.
  • Tujuan utama investor antara lain melindungi nilai uang dari inflasi, menyiapkan dana pensiun, dan mencapai gol finansial jangka pendek atau panjang.
  • Keuntungan menjadi investor adalah mendapatkan penghasilan tambahan, melindungi nilai uang dari inflasi, dan meraih kebebasan finansial.
  • Perbedaan utama trader dan investor terletak pada jangka waktu investasi, cara analisis, besaran risiko, dan tujuan investasi.
  • Profil risiko investasi dibedakan menjadi konservatif, moderat, dan agresif berdasarkan jenis investor dan toleransinya terhadap risiko.
  • Beberapa tipe investor antara lain institusi, individu, P2P lending, angel investor, dan venture capitalist. Mereka memiliki karakteristik dan tujuan investasi yang berbeda.

CakeResume adalah website untuk membuat CV terbaik yang bisa menunjukan professional branding kamu di mata HRD. Kamu bisa langsung menggunakan template CV ATS-friendly dari CakeResume dan download dalam bentuk PDF, 100% gratis! Selain bikin CV gratis, kamu juga bisa buat portofolio dan cari kerja dengan job portal atau aplikasi cari kerja CakeResume.

--- Ditulis Oleh Musa Andy ---

Resume Builder

Build your resume only in minutes!

More Articles you might be interested in

Latest relevant articles
Interview Skills
Apr 12th 2024

5 Cara Menjawab Berapa Gaji yang Anda Inginkan dalam Interview!

Ditanya "Berapa gaji yang Anda inginkan" saat interview? Kamu dapat menjawab dengan estimasi gaji dan alasanmu seperti “Di pekerjaan saya sebelumnya, saya menerima rata-rata gaji X juta sampai X juta dari fresh graduate hingga...